Kita ibarat musim
Aku hujan dan jubah-jubah mendung
Yang lupa cara merangkak ke langit
Mengintip niat
Engkau kemarau berdebu gersang
Menyesap seluruh rindu yang tersisa
Dari akar-akar kenangan
Dan pucuk-pucuk angan
Ingatkah engkau saat yang pertama-tama itu?
Kutawarkan gerimis, namun terlalu sebentar
Tentu kau ingat aroma tanah itu?
Bentuk senyumku yang paling liar.
Maka tiap-tiap kita bersua lagi
(yang sebentar-sebentar itu), kulepas lebat sekental hati
Sepanjang senja? Kuiyakan.
Aku masih lupa cara merangkak ke langit.